Perbedaan Awal Romadlon


Romadhon,pada tiap tahunnya sobat semua yang beragama islam akan bermeriah dengan datangnya bulan romadhon.Bisa dikatakan ini adalah pesta spiritualnya umat Islam.
Nah berhubung bentar lagi mau Ramadhan,sobat semua perlu tahu.Bahwa walaupun semuanya umat Islam bergembira dengan kedatangan bulan Penuh Barokah ini.Perbedaan di dalam penentuan awal dan akhirnya selalu ada.Apalagi antara dua ormas terbesar di Indonesi yaitu NU dan Muhammadiyah.Walaupun dari pemerintah sebagai institusi penjaga negara sudah berusaha sebisa mungkin dengan berbagai cara,seperti melalui sidang Istbat,pembentukan Badan Hisab Dan Rukyat,dan lain sebagainya.Tapi tetap saja belum mampu mengatasi berbagai persoalan dalam penentuan yang dilakukan berbagai ormas Islam yang ada di Indonesia.
Adagium bahwa “Ikhilaful Aimmah Rohmatul Ummat” maih terus saja di pegangi oleh para elit Ormas kita.Sejarah awal terjadinya memang karen sebab politis pada zaman generasi ketiga islam.Tapi walaupun usaha yang mengarah ke situ terus dilakuka,tetap saja klaim klaim masing masing ormas masih tetap fanatik.Bahakn kadangkala dalam Sidang Istbatpun kerap kita lihat adanya perbedaan cukup tajam masing masing ormas yang tidak bisa disatukan.Sampai didatangkan ahli Astronomi dari berbagai kalanganpun masih sulit menerima penjelasan Ilmiah tersebut.Masing masing Ormas ada yang menandaskan bahwa Akal masih dibawah Wahyu yang mereka klaim.\
Salah satu ayng paling sering di bicarakan adalah masalah Hisab Dan Ruktyat yang antara berbagai Orma ada yang hanya menerima Hisab,ada yang hanya menerima Rukyat,ada yang mencoba kompromistis antara keduanya.
Salah satu Ormas keagamaan terbesar,NU menyatakan
Koordinator Tim Rukyatul Hilal Pengurus Wilayah Nahdhotul Ulama (PWNU) Jawa Timur Saleh Hayat menyatakan, keputusan resminya setelah Rukyatul Hilal untuk melihat bulan.

NU, lanjutnya, menggunakan dua metode yakni hisab dan rukyat. Untuk Hisab atau perhitungan, didasarkan dari sejumlah kajian kitab-kitab salaf.

"Kitab-kitab Salaf itu menjadi rujukan ulama-ulama NU saat melakukan Hisab atau perhitungan. Berdasarkan Hisab, hilal tidak bisa dilihat karena di bawah 1 derajat," kata Saleh kepada Okezone, Rabu (25/6/2014).
Wakil Ketua PWNU Jatim ini menjelaskan, dalam kitab Sullamun Nayyirin disebutkan ijtimak antara Bulan dan Matahari terjadi pada pukul 15.08 WIB pada Minggu 27 Juni. Saat itu, ketinggian hilal berada di bawah 2 derajat.

Rukyat dilakukan pada Pukul 17.00 WIB hingga pukul 18.00 saat itu menjelang khuruj atau keluarnya bulan baru. Khuruj diprediksi akan terjadi pada pukul 17.31 Wib.

Menurut kitab Sullamun Nayyirin ketinggian hilal 0,8 derajat, Kitab Fatkhul Manan setinggi 1,46 derajat, Kitab Irsyatul 'Ibad 0,8 Derajat.

Dengan melihat perhitungan tersebut akan terjadi Imkanu Rukyat. Artinya, sangat mungkin Hilal tidak bisa dilihat saat Rukyat, kondisi ini secara syariat akan dilakukan istikmal atau penyempurnaan bulan sya'ban menjadi 30 hari.

Berdasarkan syariat, rukyat hanya dilakukan Ba'da Ghurub atau setelah matahari terbenam. Sementara jika ada metode rukyat yang dilakukan qobla ghurub sangat bertentangan dengan syariat yang ada. Secara teori, rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas bulan sabit nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak.
Berbeda dengan Muhammadiyah yang menolak metode Rukyat,mereka beranggapan bahwa pada zaman Nabipun,Nabi Menyuruh untukl BerHisab
Atau Muhammadiyah tidak menolak Rukyat tapi perbedaan Imkanuurrukyat dan Wujudul Hilal yang berbeda dengan NU memang berbeda yang berimplikasi perbedaannya penentuan Awal dan Akhir Ramadhan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perbedaan Awal Romadlon"

Posting Komentar